Lakon ini disusun dari berbagai hiperteks yang diunduh setelah penerapan logika hipertaut (hyperlink) pada beberapa elemen Malam Jahanam karya Motinggo Boesje. Dengan memanfaatkan persinggungan antara yang-dramatik dan yang-nondramatik, lanskap teks dalam lakon ini membentang dari analisis dan reimajinasi Malam Jahanam, taksonomi beo dan persebaran variasi spesiesnya di belahan bumi selatan, isu keperempuanan dan erotisme, hikayat pembunuhan dan heroisme, narasi nujum dan sejarah, hingga “malam jahanam” G30S.
Beo Motinggo
Penulis: Ibed S. Yuga
Kalabuku, September 2025
50 hlm.; 10 cm x 14 cm
ISBN: ...
Rp35.000
Sejak pertengahan November hingga menjelang akhir Desember 2024, sebanyak 36 penulis terlibat dalam LaboLakon, sebuah laboratorium bersama untuk penulisan lakon yang diinisiasi oleh Kalabuku dan Kalanari Theatre Movement. “Hal-19: Hyperlink” merupakan gagasan sekaligus metode yang ditawarkan dalam laboratorium ini. Para penulis menggunakan teks halaman 19 dari dua buah buku—yang mereka pilih sendiri—sebagai titik tolak proses penulisan lakon. Dengan motode hyperlink, para penulis melakukan jelajah teks dalam batas-batas tertentu, guna menemukan dan menguji potensi-potensi performatif dalam teks. Lakon-lakon yang mereka tulis merupakan hasil dari sublimasi dan dialektika dengan teks-teks yang mereka temui dalam jelajah tersebut. Ke-21 lakon dalam buku ini merupakan lakon-lakon terpilih yang dihasilkan dalam laboratorium ini.
Hal-19: Hyperlink: 21 Lakon LaboLakon 2024
Penulis: Angelina Enny, Arif Billah, Aziz Azthar, Billy Yapananda Samudra, Fera Engel, Fioretti Vera, Fransisca Lolo, Gladhys Elliona, Holifah Wira, Indah Mustika Santhi, Iskandar Muda, Maseko BS, Maudy Puteri Agusdina, Mohamad Noor, Nataya Bagya, Raihan Robby, Raymond Y. Patty, Rizal Iwan, Santi Dewi, Sari Setyorini, Yessy Natalia
Penyunting: Ibed S. Yuga
Kurator: Agnes Christina, Andika Ananda
Kalabuku, Juni 2025
xvi + 456 hlm.; 14 cm x 20,5 cm
ISBN: 978-623-89244-6-2
Tidak dikomersialkan, bisa diperoleh dengan mengganti biaya produksi (donasi) minimal Rp68.000
Dalam dunia teater kontemporer di Bali—bahkan Indonesia—Nanoq da Kansas bukan sekadar seniman, melainkan juga seorang pejuang teater. Bersama Teater Kene pada dekade 1980-an, serta Bali Eksperimental Teater (BET) sejak dekade 1990-an, Nanoq menggerakkan estetika teaternya yang cukup unik dari Jembrana, sebuah kabupaten di ujung barat Bali, yang—secara sentimen kultural—sering dianggap sebagai “bukan Bali”. Bersama BET pula, hingga kini, Nanoq bukan hanya mencipta dan mengembangkan karya-karya teaternya, melainkan juga melahirkan dan menumbuhkan persona-persona muda pegiat teater kontemporer Bali. Tujuh naskah teater karyanya dalam buku ini—“Ringsek”, “Min”, “Tuberpakakilu”, “Marilah Kita Terus Tersenyum”, “Fragmen Sebuah Halte”, “Rezim”, dan “Grubug”—sangat sahih untuk diposisikan sebagai salah satu penanda penting bagi sejarah dan kecenderungan estetis teater kontemporer di Bali sejak 1980-an hingga kini. Naskah-naskah teaternya sering kali berupa oplosan tekstual. Dengan teropong individual, terutama pada masa awal kepenulisannya, Nanoq mengoplos bahasa dari “masyarakat udik” serta cara pandang khas mereka terhadap lingkungan dan narasi sosiopolitik yang melingkupi mereka.
Ringsek: Sekumpulan Naskah Teater
Penulis: Nanoq da Kansas
Kalabuku, April 2024
xii + 112 hlm.; 13 cm x 19 cm
ISBN: 978-623-97070-9-5
Rp65.000
Buku antologi naskah ini bertumpu pada gagasan “Pulih” yang menjadi tema Festival Kala Monolog (FKM) 2022. FKM mengundang sejumlah penulis dari berbagai wilayah di Indonesia untuk menafsir sekaligus memberi makna berbeda pada gagasan “Pulih”. Naskah-naskah dalam buku ini mencuatkan introspeksi atas sistem sosial, budaya, dan teks cerita sejarah. Perspektif ruang yang dibangun turut menjelaskan tarikan pemikiran antara desa dan kota, kampung dan kota, tempat lama dan asing, Indonesia dan luar Indonesia. Wacana maut dan kematian berkeliaran di kepala para karakter. Mereka menyongsong, menghadang, menunda bahkan mencoba menghentikannya.
Pulih: Antologi Naskah Festival Kala Monolog
Keempat lakon dalam buku ini bukan hanya hadir sebagai ungkapan kegelisahan, melainkan—yang paling penting—juga sebagai sebuah manifesto penulis mengenai posisi dan perannya dalam peta sosial dan teater Indonesia kini. Keduanya dilakukan oleh penulis dengan berangkat dari biografinya sendiri, terutama sebagai perempuan dan keturunan Tionghoa. Hal-hal yang dicatat Melani Budianta dan Jony Eko Yulianto dalam pengantar dan penutup buku ini dengan lebih detail menguraikan bagaimana ungkapan kegelisahan dan manifesto itu dirajut oleh penulis melalui berbagai modus.
Forbearance/Utang Emosi
Buku ini merupakan antologi delapan lakon hasil kurasi/penyuntingan LeLakon 2022 terhadap 64 naskah lakon karya 44 penulis (10 penulis di antaranya terbagi dalam 2 kolektif) yang berdomisili di 25 kota yang tersebar di 13 provinsi di Indonesia. LeLakon adalah platform kurasi dan penyuntingan lakon teater oleh Kalabuku, bertujuan menjaring, mendokumentasikan, menerbitkan, dan mendistribusikan lakon-lakon karya para penulis dan/atau pelaku teater Indonesia. Lakon-lakon dijaring melalui panggilan terbuka, dikurasi dan disunting oleh tim kurator/penyunting, lalu diterbitkan dan didistribusikan dalam bentuk buku antologi lakon. Dirancang sebagai platform dwitahunan di bawah payung Kalabuku, LeLakon menjalankan misi berkesinambungan dalam menjaga keberlanjutan penerbitan dan distribusi buku-buku antologi lakon yang dihasilkan. Kedelapan lakon dalam buku ini adalah Panen Anak (Manik Sukadana), Dari Dalam Tubuh (Udiarti), Tabuhan (Wulan Dewi Saraswati), Nirwana Pratima (Fajar Laksana), Muspra (I.B. Uttarayana), Batman di Atas Meja Makan, Ultraman Gendut, dan Propaganda Kelinci (Jody Dewatama), Peristiwa Makan Malam (Indri Dwi Lestari), dan Empelan, Banjir (Jong Santiasa Putra).
Kosmos Y-Z: 8 Lakon LeLakon 2022
Penulis: Manik Sukadana, Udiarti, Wulan Dewi Saraswati, Fajar Laksana, I.B. Uttarayana, Jody Dewatama, Indri Dwi Lestari, Jong Santiasa Putra
Penyunting: B.M. Anggana, Dewi Kharisma Michellia, Sahlan Mujtaba, Kadek Sonia Piscayanti, Ibed S. Yuga
Kalabuku, April 2023
xlviii + 307 hlm.; 15 cm x 19 cm
ISBN: 978-623-97070-5-7
Rp115.000
Buku ini terdiri dari empat naskah teater untuk remaja: Kudeta; Ah, Kamu ...!; Jalur 17; dan Ayahku Stroke tapi Nggak Mati. Beberapa naskah disajikan dengan menyertakan proses dan langkah demi langkah penulisannya, seperti premis, sinopsis, treatment, struktur naskah, dll., sehingga buku ini bukan hanya menyajikan naskah teater, tetapi juga pengetahuan bagaimana menulis naskah teater. Variasi tema mewarnai empat naskah teater remaja dalam buku ini; mulai dari posisi sosial remaja dalam keluarga dan masyarakat, fotografi dan keintiman, uang saku sebagai alat kontrol remaja, hingga politik dan solidaritas di sekolah. Ruang gerak remaja diperluas, bukan hanya sekolah, melainkan juga rumah dan keluarga, serta ruang publik. Semua ditulis dalam gaya dan pijakan kehidupan sehari-hari (everyday life studies) untuk mengembangkan model pertunjukan, terutama dengan basis realisme. Hasilnya, tentu sudah bukan realisme itu sendiri, tetapi lintas dramaturgi.
Ayahku Stroke tapi Nggak Mati: Empat Naskah Teater Remaja
Penulis: Joned Suryatmoko
Kalabuku, Agustus 2022
xii + 186 hlm.; 13 cm x 19 cm
ISBN: 978-623-97070-4-0
Softcover Rp77.000
Hardcover Rp127.000
Budi Ros adalah seorang storyteller sejati, baik melalui seni peran maupun lewat tulisan. Akting-aktingnya di atas panggung Teater Koma dan Wayang Tavip membuktikan hal yang pertama, sedang 27 lakon monolog dalam buku ini membuktikan yang kedua. Sebagai penulis lakon sekaligus storyteller, ia sangat percaya dengan kekuatan cerita, mafhum akan daya hadir narasi. Monolog-monolognya sangat lempeng dengan cerita, mulai dari tema intrik politik, korupsi, problem sosial, lingkungan hidup, isu keluarga, desa-kota, hingga asmara. Monolog-monolog ini tidak cerewet dengan teks petunjuk pemanggungan. Aksi bagi Budi Ros adalah perwujudan dari narasi; dan aksi adalah urusan pemeran, sedang naskah lakon adalah penyuplai cerita beserta kekuatannya. Buku ini hadir spesial dengan pengantar dari N. Riantiarno serta dilengkapi dengan desain skenografi (karya Idries Pulungan) untuk setiap lakon monolog. Terbit dalam dua edisi: desain skenografi yang dicetak berwarna dan hitam-putih.
Lugu Kayu Bakar: 27 Monolog
Penulis: Budi Ros
Pengantar: N. Riantiarno
Kalabuku, Januari 2022
xiv + 296 hlm.; 14 cm x 20,5 cm
ISBN: 978-623-97070-2-6
Edisi berwarna Rp142.000
Edisi hitam-putih Rp105.000
Ada 11 lakon teater pendek dalam buku ini, yang jika dipentaskan, kiranya berdurasi 30-40 menit. Lakon-lakon ini ditulis oleh 11 penulis muda yang tergabung dalam LaboLakon 2021, sebuah laboratorium bersama untuk penulisan lakon teater yang diinisiasi dan difasilitasi oleh Kalabuku. Melalui forum kajian kritis, eksperimen, dan diskusi dalam LaboLakon, proses penulisan lakon-lakon ini dilakukan secara paralel dengan pengkajian dan pengujian metode penulisan lakon yang ditawarkan Lajos Egri dalam The Art of Dramatic Writing. Dengan demikian, kesebelas lakon dalam buku ini ditulis dengan menggunakan dan/atau menolak metode yang ditawarkan oleh Lajos Egri tersebut.
Protozoa dari Mulut Egri: 11 Lakon LaboLakon 2021
Penulis: AM. Alhamdany, Amalia Rizqi Fitriani, Ego Heriyanto, Eko B. Saputro, Gilang Alamsyah, Gladhys Elliona, Muhamad Habib Koesnady, Nataya Bagya, Said Riyadi Abdii, Wayan Agus Wiratama, Wulan Dewi Saraswati
Penyunting: Ibed S. Yuga
Kalabuku, Desember 2021
xviii + 235 hlm.; 13 cm x 19 cm
ISBN: 978-623-97070-1-9
Rp90.000
Lakon ini adalah kelindan dari berbagai perkara yang berkait erat dengan biografi penulisnya: sebuah dusun di pegunungan Bali bagian barat, kuburan massal korban peristiwa 1965 yang dibongkar pada 25 Oktober 2015, mantan penari janger sekaligus bintang panggung kampanye-kampanye PKI, pemilihan kepala daerah 2015, judi sabung ayam dan tabuh rah, sepasang hantu tanpa kepala yang berumah di pohon beringin tua, pisau belati berumur 50 tahun lebih .... Janger Merah yang terbit dalam buku tersendiri ini adalah versi baru dari versi yang telah beredar sebelumnya, baik dalam bentuk fotokopian, berkas digital, buku kumpulan lakon, maupun terjemahannya sebagai Red Janger. Perubahan dilakukan penulis pada beberapa bagian sehingga cenderung lebih naratif dan imajinatif; serta membuka ruang-ruang interpretasi baru, baik dalam pembacaannya sebagai teks-bacaan maupun teks-panggung. Buku ini diganjar Penghargaan Sastra Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021.
Janger Merah
Penulis: Ibed S. Yuga
Kalabuku, Juli 2021
vi + 65 hlm.; 13 cm x 19 cm
ISBN: 978-623-97070-0-2
Rp50.000
Buku ini merupakan antologi 10 lakon hasil kurasi LeLakon 2020 terhadap 178 lakon karya 109 penulis dari 19 provinsi. Menariknya, kesepuluh lakon dalam buku ini tersimpul dalam sebuah kata kunci: rasa—baik dalam arti flavor, taste, feel, maupun sense. Dalam masing-masing lakon, rasa menemukan konteks maknanya secara spesifik maupun komprehensif, juga mencipta jejaring serta tenunan dengan berbagai tema, ide, dan kecenderungan dramaturgis. Kesepuluh lakon dalam buku ini adalah: Bis Malam (Kolektif Kaleng Merah Jambu), Cinta dalam Sepotong Tahu (Agnes Christina), Elliot (Dyah Ayu Setyorini), Jangkar Babu Sangkar Madu (Verry Handayani, dkk.), Lidah (Luna Vidya), Manufaktur Anatomi Kera (Gulang Satriya Pangarso), Mata Air Mata (Bambang Prihadi), Nuning Bacok (Andy Sri Wahyudi), Perempuan dan Panci Nasi (Nurul Inayah), dan Rarudan (Wayan Sumahardika). Tim kurator sekaligus penyunting buku ini terdiri dari Muhammad Abe, Shinta Febriany, Brigitta Isabella, Riyadhus Salihin, dan Ibed S. Yuga. LeLakon sendiri adalah sebuah platform kurasi lakon teater oleh Kalabuku dengan tujuan menjaring, mendokumentasikan, dan menyebarkan lakon-lakon karya para penulis dan/atau pelaku teater Indonesia.
Dramaturgi Rasa: 10 Lakon LeLakon 2020
Penulis: Nurul Inayah, Kolektif Kaleng Merah Jambu, Agnes Christina, Andy Sri Wahyudi, Gulang Satriya Pangarso, Wayan Sumahardika, Verry Handayani, dkk., Bambang Prihadi, Luna Vidya, Dyah Ayu Setyorini
Penyunting: Muhammad Abe, Shinta Febriany, Brigitta Isabella, Riyadhus Salihin, Ibed S. Yuga
Kalabuku, Desember 2020
xxxviii + 339 hlm.; 14 cm x 20,5 cm
ISBN: 978-602-51654-9-8
Rp120.000
Sebuah lakon yang memaparkan represi kuasa terhadap kebebasan bersuara masyarakat dari masa ke masa; dipentaskan oleh Teater SAE pada 1991, dan menjadi salah satu karya Teater SAE yang banyak dibicarakan para kritikus teater di dalam dan luar Indonesia. Penulisnya menyebut lakon ini seperti sebuah "teater-buku" yang adegan-adegannya mengandung kutipan-kutipan teks pendapat Sukarno tentang pers, pidato Hatta, Sandhyakala ning Majapahit Sanoesi Pane, Caligula Albert Camus, serta lagu karya Franky Sahilatua. Semuanya berkelindan bersama sepasang suami-istri muda, ranjang, meja makan, kipas angin, matahari, koran, siaran radio, sepeda, lonceng, setrika, pelayan, pedagang koran ....
Pertumbuhan di Atas Meja Makan
Sebagai penulis teks dramatik (naskah teater), BenJon memiliki karakteristik yang unik. Ia terpukau pada kekerasan dan seksualitas, suka melanggar tabu dan kesantunan, serta banyak menyalahi kaidah bahasa konvensional. Ia menyebut teks-teksnya sebagai kisah antipoda, kisah bersuspensi, kisah yang membangun kontra-peta, serta narasi berganda. Buku ini memuat 10 teks dramatik yang ditulis BenJon tahun 2001-2017, yang tidak hanya menunjukkan panjangnya waktu penulisan, namun lebih sebagai wujud kewarna-warnian teks. Kesepuluh teks itu adalah TUBUH MELAYOE, EGG, ARKEologi BeHa, Shakespeare CARNIVORA, SPHINX TRIPLE X, BLACK JACK, CANNIBALOGY, interupsi jambal roti, PERTJA, dan TEKS MUTASI. Dalam buku ini BenJon juga banyak memaparkan konsep penulisan teks dramatiknya, termasuk konsep pemanggungannya, mengingat ia juga seorang sutradara andal.
Scum Sekam: Antologi Teks Dramatik
Penulis: Benny Yohanes
Kalabuku, April 2018
xii + 387 hlm.; 14 cm x 21 cm
ISBN: 978-602-19352-8-6
Rp125.000
Buku ini memuat 16 naskah teater karya Afrizal Malna semenjak masa Teater Sae hingga 2012, termasuk empat naskah saduran. Bagi Anda yang terbiasa dengan bentuk konvensional teks lakon teater atau naskah drama, yang dicirikan dengan adanya hauptext dan nebentext, sebaiknya enyahkan dulu cekokan bentuk itu dari kepala, atau mencoba mengekstrasinya menjadi murni teks. Ya, teks yang hanya berbicara tentang dirinya sendiri, untuk siapa saja yang berkenan membacanya; bukan teks yang berbicara untuk/via panggung, bukan teks yang casing-nya sudah dirancang pas dengan bentuk panggung. Jika Anda masih mempertahankan cekokan bentuk konvensional itu ketika membaca teks-teks dalam buku ini, maka bersiaplah untuk terlempar-mental ke mana-mana, atau malah Anda yang melemparkan buku ini.
Teks-Cacat di Luar Tubuh Aktor: Kumpulan Naskah Teater
Penulis: Afrizal Malna
Kalabuku, Mei 2017
xxii + 355 hlm.; 14 cm x 21 cm
ISBN: 978-602-19352-4-8
Rp120.000
Lakon-lakon teater dalam buku ini terdiri dari dua lakon monolog atau
monoplay dan tiga lakon full play. Sebagian besar lakon ditulis
untuk kebutuhan pementasan ketika Ibed Surgana Yuga menjadi sutradara pada
Seni Teku, Yogyakarta. Salah satu dari lakon-lakon itu adalah
Rare Angon yang telah dipentaskan dalam berbagai versi di beberapa kota
di Indonesia. Versi terakhirnya dinobatkan sebagai pemenang 5 terbaik dalam
Sayembara Penulisan Naskah Drama Nasional I Federasi Teater Indonesia 2008.
Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai) juga mengalami perjalanan yang
cukup panjang, terutama dari segi pertunjukannya. Ia telah dipertunjukkan
dalam empat kali produksi Seni Teku di Yogyakarta, Solo, Indramayu, Bandung,
Jakarta dan Surabaya, 2009-2010. Satu-satunya lakon bergaya realis dalam buku
ini adalah Keok. Lakon ini dibacakan dalam Indonesia Dramatic Reading
Festival (IDRF) 2010 di Yogyakarta, dan Bandung pada 2011. Lakon ini juga jadi
pemenang 5 terbaik dalam Sayembara Penulisan Naskah Drama Nasional I Federasi
Teater Indonesia 2011.
Kintir: Sekumpulan Lakon Teater
Penulis:
Ibed Surgana Yuga
Kalabuku, Desember 2011
xii + 157 hlm.; 13 cm x 19 cm
ISBN: 978-602-19352-0-0
Rp60.000