Judul: Pulih: Antologi Naskah Festival Kala Monolog
Kalabuku, Desember 2023
x + 135 hlm.; 13 cm x 19 cm
ISBN: ...
Tidak dikomersialkan, bisa diperoleh dengan donasi biaya cetak minimal Rp50.000
Buku antologi naskah ini bertumpu pada gagasan “Pulih” yang menjadi tema Festival Kala Monolog (FKM) 2022. FKM mengundang sejumlah penulis dari berbagai wilayah di Indonesia untuk menafsir sekaligus memberi makna berbeda pada gagasan “Pulih”. Naskah-naskah dalam buku ini mencuatkan introspeksi atas sistem sosial, budaya, dan teks cerita sejarah. Perspektif ruang yang dibangun turut menjelaskan tarikan pemikiran antara desa dan kota, kampung dan kota, tempat lama dan asing, Indonesia dan luar Indonesia. Wacana maut dan kematian berkeliaran di kepala para karakter. Mereka menyongsong, menghadang, menunda bahkan mencoba menghentikannya.
Judul: Forbearance/Utang Emosi
Kalabuku, Oktober 2023
xx + 108 hlm.; 13 cm x 19 cm
ISBN: 978-623-97070-6-4
Rp88.000
Keempat lakon dalam buku ini bukan hanya hadir sebagai ungkapan kegelisahan, melainkan—yang paling penting—juga sebagai sebuah manifesto penulis mengenai posisi dan perannya dalam peta sosial dan teater Indonesia kini. Keduanya dilakukan oleh penulis dengan berangkat dari biografinya sendiri, terutama sebagai perempuan dan keturunan Tionghoa. Hal-hal yang dicatat Melani Budianta dan Jony Eko Yulianto dalam pengantar dan penutup buku ini dengan lebih detail menguraikan bagaimana ungkapan kegelisahan dan manifesto itu dirajut oleh penulis melalui berbagai modus.
Judul: Kosmos Y-Z: 8 Lakon LeLakon 2022
Kalabuku, April 2023
xlviii + 307 hlm.; 15 x 19 cm
ISBN: 978-623-97070-5-7
Rp90.000,-
Buku ini merupakan antologi delapan lakon hasil kurasi/penyuntingan LeLakon 2022 terhadap 64 naskah lakon karya 44 penulis (10 penulis di antaranya terbagi dalam 2 kolektif) yang berdomisili di 25 kota yang tersebar di 13 provinsi di Indonesia. LeLakon adalah platform kurasi dan penyuntingan lakon teater oleh Kalabuku, bertujuan menjaring, mendokumentasikan, menerbitkan, dan mendistribusikan lakon-lakon karya para penulis dan/atau pelaku teater Indonesia. Lakon-lakon dijaring melalui panggilan terbuka, dikurasi dan disunting oleh tim kurator/penyunting, lalu diterbitkan dan didistribusikan dalam bentuk buku antologi lakon. Dirancang sebagai platform dwitahunan di bawah payung Kalabuku, LeLakon menjalankan misi berkesinambungan dalam menjaga keberlanjutan penerbitan dan distribusi buku-buku antologi lakon yang dihasilkan. Kedelapan lakon dalam buku ini adalah Panen Anak (Manik Sukadana), Dari Dalam Tubuh (Udiarti), Tabuhan (Wulan Dewi Saraswati), Nirwana Pratima (Fajar Laksana), Muspra (I.B. Uttarayana), Batman di Atas Meja Makan, Ultraman Gendut, dan Propaganda Kelinci (Jody Dewatama), Peristiwa Makan Malam (Indri Dwi Lestari), dan Empelan, Banjir (Jong Santiasa Putra).
Judul: Teater/Intimasi: Satu Dekade Kalanari Theatre Movement
Penulis: Afrizal Malna, Andika Ananda, Aryo Wisanggeni G., Assabti Nur Hudan, Bambang Paningron, Barbara Hatley, Benny Yohanes, Cucum Cantini, Eko Santosa, Gandez Imroatus Sholihah, Gunawan Maryanto, Hartmantyo Pradigto Utomo, Hendromasto Prasetyo, Ibed S. Yuga, Indra Tranggono, Jenar Kidjing, Joned Suryatmoko, Lono Simatupang, M. Dinu Imansyah, Mailani Sumelang, Mathori Brilyan, Michael H.B. Raditya, Okta Firmansyah, Riyadhus Shalihin, Rosalia Novia Ariswari, Sarinah, Shinta Maharani, Tita Dian Wulansari, Wayan Agus Wiratama Kalabuku, Maret 2022
xiv + 387 hlm.; 14 x 20,5 cm
ISBN: 978-623-97070-3-3
Tidak dikomersialkan, bisa diperoleh dengan donasi biaya cetak minimal Rp75.000
Pada 8 Maret 2022, Kalanari Theatre Movement menapak satu dekade usianya. Apa yang bisa dicatat dari satu dekade gerak Kalanari yang mendaku diri sebagai lembaga pergerakan budaya melalui kerja-kerja teater ini? Buku ini berusaha merengkuh dan memetakan berbagai jejak-tertulis yang berserak dan beberapa tulisan baru. Ia diharapkan menjadi medan untuk memformulasi berbagai wacana dan pengetahuan yang beroperasi dalam kerja-kerja Kalanari selama satu dekade. Ditulis oleh 29 penulis dengan keragaman pengalaman kepenulisan dan sudut pandang tulisan, buku ini berniat untuk memberikan ruang seluas mungkin bagi suara-suara dari berbagai lini yang selama ini bersentuhan dan/atau terlibat dengan Kalanari; dan harapannya juga berguna bagi teater Indonesia.
Judul: Protozoa dari Mulut Egri: 11 Lakon LaboLakon 2021
Penulis: AM. Alhamdany, Amalia Rizqi Fitriani, Ego Heriyanto, Eko B. Saputro, Gilang Alamsyah, Gladhys Elliona, Muhamad Habib Koesnady, Nataya Bagya, Said Riyadi Abdii, Wayan Agus Wiratama, Wulan Dewi Saraswati Kalabuku, Desember 2021
xviii + 235 hlm.; 13 cm x 19 cm
ISBN: 978-623-97070-1-9
Rp75.000,-
Ada 11 lakon teater pendek dalam buku ini, yang jika dipentaskan, kiranya berdurasi 30-40 menit. Lakon-lakon ini ditulis oleh 11 penulis muda yang tergabung dalam LaboLakon 2021, sebuah laboratorium bersama untuk penulisan lakon teater yang diinisiasi dan difasilitasi oleh Kalabuku. Melalui forum kajian kritis, eksperimen, dan diskusi dalam LaboLakon, proses penulisan lakon-lakon ini dilakukan secara paralel dengan pengkajian dan pengujian metode penulisan lakon yang ditawarkan Lajos Egri dalam The Art of Dramatic Writing. Dengan demikian, kesebelas lakon dalam buku ini ditulis dengan menggunakan dan/atau menolak metode yang ditawarkan oleh Lajos Egri tersebut.
Judul: Janger Merah
Kalabuku, Juli 2021
vi + 65 hlm.; 13 cm x 19 cm
ISBN: 978-623-97070-0-2
Rp50.000,-
Lakon ini adalah kelindan dari berbagai perkara yang berkait erat dengan biografi penulisnya: sebuah dusun di pegunungan Bali bagian barat, kuburan massal korban peristiwa 1965 yang dibongkar pada 25 Oktober 2015, mantan penari janger sekaligus bintang panggung kampanye-kampanye PKI, pemilihan kepala daerah 2015, judi sabung ayam dan tabuh rah, sepasang hantu tanpa kepala yang berumah di pohon beringin tua, pisau belati berumur 50 tahun lebih.... Janger Merah yang terbit dalam buku tersendiri ini adalah versi baru dari versi yang telah beredar sebelumnya, baik dalam bentuk fotokopian, file digital, buku kumpulan lakon, maupun terjemahannya sebagai Red Janger. Perubahan dilakukan penulis pada beberapa bagian sehingga cenderung lebih naratif dan imajinatif; serta membuka ruang-ruang interpretasi baru, baik dalam pembacaannya sebagai teks-bacaan maupun teks-panggung. Buku ini diganjar Penghargaan Sastra Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021.
Judul: Dramaturgi Rasa: 10 Lakon LeLakon 2020
Penulis: Nurul Inayah, Kolektif Kaleng Merah Jambu, Agnes Christina, Andy Sri Wahyudi, Gulang Satriya Pangarso, Wayan Sumahardika, Verry Handayani, dkk., Bambang Prihadi, Luna Vidya, Dyah Ayu Setyorini Kalabuku, Desember 2020
xxxviii + 339 hlm.; 14 x 20,5 cm
ISBN: 978-602-51654-9-8
Rp90.000,-
Buku ini merupakan antologi 10 lakon hasil kurasi LeLakon 2020 terhadap 178 lakon karya 109 penulis dari 19 provinsi. Menariknya, kesepuluh lakon dalam buku ini tersimpul dalam sebuah kata kunci: rasa—baik dalam arti flavor, taste, feel, maupun sense. Dalam masing-masing lakon, rasa menemukan konteks maknanya secara spesifik maupun komprehensif, juga mencipta jejaring serta tenunan dengan berbagai tema, ide, dan kecenderungan dramaturgis. Kesepuluh lakon dalam buku ini adalah: Bis Malam (Kolektif Kaleng Merah Jambu), Cinta dalam Sepotong Tahu (Agnes Christina), Elliot (Dyah Ayu Setyorini), Jangkar Babu Sangkar Madu (Verry Handayani, dkk.), Lidah (Luna Vidya), Manufaktur Anatomi Kera (Gulang Satriya Pangarso), Mata Air Mata (Bambang Prihadi), Nuning Bacok (Andy Sri Wahyudi), Perempuan dan Panci Nasi (Nurul Inayah), dan Rarudan (Wayan Sumahardika). Tim kurator sekaligus penyunting buku ini terdiri dari Muhammad Abe, Shinta Febriany, Brigitta Isabella, Riyadhus Salihin, dan Ibed S. Yuga. LeLakon sendiri adalah sebuah platform kurasi lakon teater oleh Kalabuku dengan tujuan menjaring, mendokumentasikan, dan menyebarkan lakon-lakon karya para penulis dan/atau pelaku teater Indonesia.
Judul: Teater Kedua: Antologi Tubuh dan Kata
Kalabuku, April 2019
xxviii + 617 hlm.; 14 x 21 cm
ISBN: 978-602-19352-5-5
Rp160.000,-
Buku ini sebuah tapal batas antara teater dengan yang “sebelum-teater” dan yang “sesudah-teater”. Ia seperti waktu yang diterima lebih sebagai pembacaan daripada sebagai hitungan. Setelah sebuah pertunjukan teater usai, apakah yang “sebelum-teater” itu bukan teater dan yang “sesudah-teater” itu juga bukan teater? Dalam tapal batas ini semacam kontinuitas baru tumbuh menjadi kesadaran, tidak terduga, sedikit terduga, kadang tak terjamah dalam membaca yang hadir dan yang baru saja kita alami.
Judul: Aku-Aktor: Konsep, Metode dan Proses Keaktoran di Yogyakarta
Kalabuku, Juni 2018
xii + 239 hlm.; 13 x 19 cm
ISBN: 978-602-19352-9-3
Rp70.000,-
Aku-Aktor: Konsep, Metode dan Proses Keaktoran di Yogyakarta ini adalah semacam panggung bagi para aktor teater (di dan luar) Jogja untuk berbicara dan berbagi tentang konsep, metode serta proses keaktoran mereka melalui tulisan. Keberadaan kritik dan publikasi tentang teater di berbagai media, yang sangat jarang membahas sisi keaktoran, mesti diimbangi dengan publikasi catatan-catatan yang ditulis oleh para aktor sendiri. Adalah urgen bagi aktor untuk mengungkapkan, mendefinisikan sekaligus mengarsipkan konsep, metode serta proses keaktorannya dalam bentuk tulisan. Kerja penulisan semacam yang dilakukan para aktor dalam buku ini adalah sangat penting keberadaannya di tengah proses produksi pengetahuan dunia teater di Indonesia yang cenderung tersendat-sendat. Buku ini memuat catatan-catatan keaktoran dari 26 aktor: Agnes Christina, Alex Suhendra, Ami Simatupang, Andika Ananda, Anton Fajri, Arif Wicaksono, BaBAM, Beni Sanjaya, B. Verry Handayani, B.M. Anggana, Dedy Ratmoyo, Elyandra Widharta, Fajar Eka Putra, Febrinawan Prestianto, Ficky Tri Sanjaya, Jamaluddin Latif, Jamiatut Tarwiyah, Joko Kamto, Rendra Bagus Pamungkas, Rizal Iwan, Siti Fauziah, Sulistyawati, Syahrini Andriyani, Tita Dian Wulansari, Tomomi Yokosuka dan Yudi Ahmad Tajudin.
Judul: Scum Sekam: Antologi Teks Dramatik
Kalabuku, April 2018
xii + 387 hlm.; 14 x 21 cm.
ISBN: 978-602-19352-8-6
Rp105.000,-
Sebagai penulis teks dramatik (naskah teater), BenJon memiliki karakteristik yang unik. Ia terpukau pada kekerasan dan seksualitas, suka melanggar tabu dan kesantunan, serta banyak menyalahi kaidah bahasa konvensional. Ia menyebut teks-teksnya sebagai kisah antipoda, kisah bersuspensi, kisah yang membangun kontra-peta, serta narasi berganda. Buku ini memuat 10 teks dramatik yang ditulis BenJon tahun 2001-2017, yang tidak hanya menunjukkan panjangnya waktu penulisan, namun lebih sebagai wujud kewarna-warnian teks. Kesepuluh teks itu adalah TUBUH MELAYOE, EGG, ARKEologi BeHa, Shakespeare CARNIVORA, SPHINX TRIPLE X, BLACK JACK, CANNIBALOGY, interupsi jambal roti, PERTJA, dan TEKS MUTASI. Dalam buku ini BenJon juga banyak memaparkan konsep penulisan teks dramatiknya, termasuk konsep pemanggungannya, mengingat ia juga seorang sutradara andal.
Judul: Ideologi Teater: Gagasan dan Hasrat Teater Yogyakarta Hari Ini [edisi baru]
x + 200 hlm.; 13 x 19 cm.
ISBN: 978-602-19352-7-9
Kalabuku, 2017
Rp65.000,-
Buku ini adalah ruang kelindan bagi berbagai ide, cita-cita, konsep, metode, kritik, pengalaman, keberhasilan, kegagalan, juga keluh kesah dari para praktisi teater (di) Yogyakarta; jadi potret yang cukup jelas bagi wajah teater yang mereka usung hari ini. Terlepas dari keberadaan kritik dan publikasi di berbagai media, adalah urgen bagi para praktisi teater untuk mengungkapkan, mendefinisikan sekaligus mengarsipkan diri dalam bentuk tulisan, secara terus-menerus. Dan buku ini adalah manifestasi awal bagi urgensi tersebut.
Judul: Metode Kritik Teater: Teori, Konsep dan Aplikasi
xiv + 472 hlm.; 14 x 21 cm
ISBN: 978-602-19352-2-4
Kalabuku, 2017
Rp125.000,-
Buku kritik teater Indonesia yang ditulis orang Indonesia sendiri jumlahnya bisa dihitung dengan jari sebelah tangan. Buku ini hadir di tengah kelangkaan itu dan jadi buku kritik teater pertama yang menautkan wilayah teori, konsep dan aplikasi kritik teater. Ditulis oleh BenJon, seorang aktor, sutradara, kritikus, penulis lakon dan akademisi teater yang karya-karyanya dikenal mengeksplorasi kerumitan, kegelapan, kemeriahan, tabu, keanehan, ketaklaziman, kekerasan, seksualitas, kejijikan. Buku tebal ini terdiri dari 5 bab: (1) Teori Kritik Teater; (2) Orientasi Kritik Teater; (3) Kritik dan Riset; (4) Kritik dan Retrospeksi; serta (5) Kritik dan Diskursus. Disertai berjubel contoh tulisan kritik, buku ini bukan sekadar buku tentang metode kritik, tapi sekaligus jadi kritik itu sendiri bagi teater Indonesia. Membaca buku ini—di samping menelusuri logika unik penulisnya—adalah kembara ke narasi-narasi analitis peristiwa teater Indonesia, dengan bahasa kritik seorang kritikus akademis yang—mesti diakui—memang ulung.
Judul: Teks-Cacat di Luar Tubuh Aktor: Kumpulan Naskah Teater
xxii + 355 hlm.; 14 x 21 cm
ISBN: 978-602-19352-4-8
Kalabuku, 2017
Rp105.000,-
Buku ini memuat 16 naskah teater karya Afrizal Malna semenjak masa Teater Sae hingga 2012, termasuk empat naskah saduran. Bagi Anda yang terbiasa dengan bentuk konvensional teks lakon teater atau naskah drama, yang dicirikan dengan adanya hauptext dan nebentext, sebaiknya enyahkan dulu cekokan bentuk itu dari kepala, atau mencoba mengekstrasinya menjadi murni teks. Ya, teks yang hanya berbicara tentang dirinya sendiri, untuk siapa saja yang berkenan membacanya; bukan teks yang berbicara untuk/via panggung, bukan teks yang casing-nya sudah dirancang pas dengan bentuk panggung. Jika Anda masih mempertahankan cekokan bentuk konvensional itu ketika membaca teks-teks dalam buku ini, maka bersiaplah untuk terlempar-mental ke mana-mana, atau malah Anda yang melemparkan buku ini.
Judul: Kintir: Sekumpulan Lakon Teater
xii + 157 hlm.; 13 x 19 cm.
ISBN: 978-602-19352-0-0
Kalabuku, 2011
Rp52.000,-
Lakon-lakon teater dalam buku ini terdiri dari dua lakon monolog atau monoplay dan tiga lakon full play. Sebagian besar lakon ditulis untuk kebutuhan pementasan ketika Ibed Surgana Yuga menjadi sutradara pada Seni Teku, Yogyakarta. Salah satu dari lakon-lakon itu adalah Rare Angon yang telah dipentaskan dalam berbagai versi di beberapa kota di Indonesia. Versi terakhirnya dinobatkan sebagai pemenang 5 terbaik dalam Sayembara Penulisan Naskah Drama Nasional I Federasi Teater Indonesia 2008. Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai) juga mengalami perjalanan yang cukup panjang, terutama dari segi pertunjukannya. Ia telah dipertunjukkan dalam empat kali produksi Seni Teku di Yogyakarta, Solo, Indramayu, Bandung, Jakarta dan Surabaya, 2009-2010. Satu-satunya lakon bergaya realis dalam buku ini adalah Keok. Lakon ini dibacakan dalam Indonesia Dramatic Reading Festival (IDRF) 2010 di Yogyakarta, dan Bandung pada 2011. Lakon ini juga jadi pemenang 5 terbaik dalam Sayembara Penulisan Naskah Drama Nasional I Federasi Teater Indonesia 2011.