Nataya Bagya

Nataya Bagya mengaku sebagai “mahasiswa abadi S3” fakultas otodidak penulisan lakon dan seni pertunjukan sejak diajak iseng-iseng menulis lakon komersil oleh Teater Peqho (2007–2016). Bersama Teater Peqho, ia terlibat sebagai produser dan pengarah kreatif. Iseng-isengnya berbuah keterlibatan pada sisi produksi, artistik, kostum, dan penulisan hingga sekarang. Selain menulis lima lakon (Lelaki Abu-abu, 2007; Sebentar Ya Tak Ngerokok Dulu, 2008; Tribute to Srimulat, 2009; Atas Nama Kota, 2015; dan Calon Manten, 2019) serta satu musikal (Khatulistiwa, 2016), sejak 2010 ia juga menulis skenario film layar lebar dan serial-serial pendek untuk layar elektronik (OTT). Baginya, menulis lakon adalah ruang eksplorasi tak terbatas, di mana ia bisa menggunakan ruang panggung sebagai ruang bercerita sisi lain dari segala sesuatu dengan mengutamakan aktor sebagai kendaraan bercerita, tanpa keterlibatan industri. Mimpinya yang terdekat adalah memanggungkan tulisan-tulisannya sendiri dan cerita-cerita yang menarik minatnya bersama peserta kelas seni peran dan seni pertunjukan Heha Production, yang didirikannya bersama tiga orang kawan aktor panggung dan layar. Jika ditanya lebih suka menulis untuk film atau untuk teater, maka jawabannya adalah, “Teater adalah cinta pertama yang aku nikahi sampai mati, dan film adalah selingkuhanku yang abadi.”


BUKU:
Protozoa dari Mulut Egri (kopenulis)