Pengantar dan Penghargaan

Teater/Intimasi

Apa yang bisa dicatat dari satu dekade gerak Kalanari Theatre Movement yang mendaku diri sebagai lembaga pergerakan budaya melalui kerja-kerja teater? Buku sederhana ini ingin merengkuh dan memetakan berbagai jejak-tertulis yang berserak sekaligus menjadi medan untuk memformulasi berbagai wacana dan pengetahuan yang beroperasi dalam kerja-kerja kami selama satu dekade.

Merengkuh jejak-tertulis itu bisa semudah membuka map- map arsip kliping, atau mengeklik folder-folder arsip digital. Setelah merengkuh semua isinya, barulah kami menyadari bahwa jejak-jejak itu tidak hanya mendekam di arsip-arsip kami, tetapi juga di ingatan orang-orang yang pernah bersentuhan dengan Kalanari. Mereka adalah insan-insan yang pernah/masih terlibat dalam program-program Kalanari serta para kolega, kolaborator, pengamat, kritikus, jurnalis, kurator, hingga penonton. Bagaimana cara merengkuh jejak-jejak—tak tertulis—itu, yang barangkali telah berkerak di masing-masing kepala mereka?

Tak ada cara selain meminta mereka untuk menuliskan atau mewicarakannya sehingga jejak-jejak itu terdedah, dan kami bisa membaca atau mendengarnya. Maka, bagi yang penulis, kami meminta mereka untuk menulis. Tentu ini permintaan yang cukup lancang dan rada songong karena tidak dibarengi dengan “ongkos lelah”. Kalanari masih kurang berada untuk memberi imbalan—yang kurang pantas sekalipun—buat kerja intelektual mereka.

Buku ini kami produksi secara swadaya dari segi finansial; namun “swadaya” di sini bukanlah sebuah term yang menafikan banyak sokongan dari berbagai persona dan lembaga. Kami menerima pelbagai dukungan, perhatian, intensi, kepedulian, serta cinta dari mereka, dan karenanya kami berutang. Penghargaan dan tabik kami sampaikan kepada mereka.

Para penulis yang namanya tercetak pada halaman-halaman buku ini (yang terlalu panjang jika disebutkan satu per satu di sini) beserta karya tulis mereka adalah nyawa buku ini. Mereka—terutama para penulis yang bersentuhan dengan Kalanari dari luar—dengan rendah hati menyumbangkan pemikirannya, turut menambal bolong-bolong wacana dan pengetahuan yang banyak menganga di tubuh Kalanari.

Yayasan Kelola—yang telah tiga kali memberikan dukungan Hibah Seni kepada Kalanari—mempersilakan kami untuk memublikasikan tiga tulisan dari tiga pemantau pertunjukan kami yang meraih Hibah Seni pada 2013, 2015, dan 2017. Para redaktur media massa, yang pernah memuat ulasan pertunjukan Kalanari, dengan murah hati mengizinkan kami memublikasikan kembali ulasan-ulasan tersebut dalam buku ini: Tempo (Seno Joko Suyono), Kompas (Budi Suwarna), Jawa Pos, serta beberapa jurnal dan media daring. Para narasumber (kolega, kolaborator, dan persona-persona yang pernah terlibat dalam berbagai program Kalanari)—yang kami wawancarai (secara langsung maupun tertulis)—sangat tulus meluangkan waktu dan tenaga, berbagi pengetahuan dan perspektif mereka tentang Kalanari. Para fotografer telah menyumbangkan hasil bidikan terbaik mereka.

Penghargaan dan tabik kami tujukan pula kepada yang luput disebutkan di sini, termasuk kepada pembaca yang telah berdonasi untuk menambal bea produksi buku ini.

Kalanari Theatre Movement