Kata Sapa “Ideologi Teater”

Sebagai seniman/pelaku seni seringkali kita didatangi peneliti yang ingin mengulik praktik berkesenian kita. Tak jarang topik wawancara sampai pada gagasan yang mendasar dan cita-cita berkesenian. Setelahnya, seringkali pula, kita tidak tahu mereka akan menulis kita seperti apa. Hanya sedikit dari mereka yang mau kembali dan menunjukkan hasil penelitian itu. 

Berdasar pengalaman itu saya mengajak Ikun Sri Kuncoro, Kusen Alipah Hadi dan Andy Sri Wahyudi untuk menginisiasi proyek workshop, penulisan dan penerbitan ideologi teater pelaku di Yogyakarta sejak tahun 2000 hingga sekarang. Pemilihan waktu ini didasarkan pada buku pendahulu dari Lephen Purwaraharja (ed) berjudul Ideologi Teater Modern Kita (2000) yang terbit saat FKY XIII. Tahun 2000 sekaligus juga menjadi penting untuk menghindari tonggak 1998 yang sudah terlalu sering dikumandangkan yang kadang justru melanggengkan kejayaan Orde Baru.

Tak kurang belasan sutradara bergabung dalam workshop awal dan kemudian menuliskan gagasan mereka dalam buku ini. Sebagian tulisan kami kumpulkan dari wawancara ataupun penulisan artikel yang pernah ada sebelumnya.

Terima kasih untuk Yayasan Umar Kayam yang sudah menjadi tuan rumah selama workshop, kepada Ari Wulu dan FKY 28 yang menyediakan dana awal, kepada Festival Teater Jogja yang mengijinkan kami melakukan peluncuran buku ini. Saya juga ucapkan terima kasih kepada Ibed Surgana Yuga dan Kalabuku yang bersedia menjadi mitra penerbitan lanjutan buku ini. Ucapan juga ditujukan pada Budi Darmawan yang sudah menyediakan foto sampul buku ini, Muhammad Abe yang membantu memoderatori workshop, Yustina Neni yang membantu biaya peluncuran dan semua pihak yang membantu dalam bentuk apa pun.

Terima kasih kepada pembaca yang sudah mengijinkan buku ini hadir di tangan Anda!  Akhir kata, selamat membaca.

Yogyakarta, November 2015 s.d. Oktober 2016
Joned Suryatmoko