Leo Tolstoy

Count Lev Nikolayevich Tolstoy lahir di keluarga aristokrat Rusia pada 9 September (Julian: 28 Agustus) 1828. Ia lahir di Yasnaya Polyana, sebuah kediaman yang dilingkupi berbagai fasilitas dan kebun mahaluas, diwarisi ibu Tolstoy dari kakeknya. Di dalamnya ada perpustakaan dengan koleksi melebihi 20.000 buku dalam lebih dari 30 bahasa.

Pada usia 16 tahun, Tolstoy masuk Universitas Kazan, belajar sastra Turco-Arab. Kuliahnya tidak beres, ia malah bergumul dengan minuman keras, judi dan pelacuran. Belum genap tiga tahun, ia meninggalkan kuliahnya. Kembali ke Yasnaya Polyana, ia masih terjebak minuman keras dan judi, terlilit utang, hingga menjual harta bendanya.



Leo Tolstoy dalam lukisan Ilya Repin (1901).

Pada 1851, Tolstoy ingin mengubah jalan hidupnya. Bersama saudaranya, Nikolay, ia mengembara ke wilayah Kaukasus, menjalani hidup nomaden, mengabdi pada dinas militer, berperang, dan mulai menulis novel. Setelah meninggalkan dinas militer dan mengalami kembali berbagai kesuraman seiring kian terkenalnya sebagai penulis, Tolstoy menikahi Sofia Andreyevna Behrs, seorang gadis 19 tahun, pada 1862. Sang istri hidup sebagai penyalin, editor dan manajer bagi tulisan-tulisan Tolstoy, di tengah ketegangan dan kecemburuannya yang tak pernah hilang terhadap masa lalu Tolstoy.


Ketika menganut doktrin pasifisme non-resistan, Tolstoy meninggalkan daging, tembakau dan alkohol, lalu mulai mengajarkan kesederhanaan, serta terlibat dalam gerakan mendukung rakyat tertindas. Ia kemudian meninggalkan harta warisan dan semua barang berharganya; dan pada 28 Oktober 1910 malam, diam-diam ia meninggalkan rumah dan keluarganya untuk memulai kehidupan baru. Namun sampai di stasiun kereta Astapovo, Tolstoy sekarat karena pneumonia, lalu meninggal di rumah kepala stasiun pada 20 November (Julian: 7 November) 1910. Sesuai pesannya, tak ada upacara pemakaman, namun ribuan pelayat tak bisa dibendung. Berbungkus peti kayu sederhana, ia dimakamkan di tempat yang diinginkannya: sebuah titik di kebun Yasnaya Polyana di mana saudaranya—Nikolay—dulu menyem-bunyikan sebuah tongkat berwarna hijau yang berukirkan mantra rahasia untuk menghalau segala dosa, penderitaan, perselisihan, dan kejahatan dunia.


BUKU:

Lelaki yang Mati (penulis)